Kamis, 12 Januari 2012

3 WARNA


ahhh,, sudah cukup lama ternyata aku tak mampir ke blog kesayanganku ini, namun kali ini ditengah kesempitan waktuku, akan kusempatkan mampir untuk berbagi apa yang ada di benakku kini. waktu luang sekarang adalah hal yang sangat mahal bagiku untuk kudapatkanSatu hal dalam hidup ini yang masih benar-benar aku yakini, bahwa di dunia ini hanya ada TIGA WARNA yang benar-benar menjanjikan arti KEDAMAIAN sesungguhnya, yakni HIJAUNYA bumi, PUTIHNYA awan dan BIRUNYA laut.
Namun manakala hijaunya bumi terganti dengan beton warna-warni

Sabtu, 05 November 2011

Met Idul Adha 1432 H


SEMOGA JALAN YANG TERBENTANG DIHADAPAN KTA NANTINYA AKAN SENANTIASA JADI BUKTI PENGORBANAN ATAS NAMA CINTA KEPADA NYA, AAMIIN..!!

Rabu, 02 November 2011

Tips Menghadapi Interview


Sudah bukan rahasia lagi kalau interview atau wawancara pekerjaan merupakan hal paling kritikal untuk mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan. Karena itu, tentu Anda tahu bahwa Anda harus mempersiapkan diri Anda seprima mungkin, baik fisik dan mental. Ketok kali ini akan memberi Anda tips untuk menghadapi delapan belas pertanyaan yang paling umum dan tersulit dalam sebuah wawancara pekerjaan.

1. Beritahukan kami tentang diri Anda?
Biasanya ini merupakan pertanyaan pembuka, karena itu jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawabnya. Berikan jawaban yang menjawab empat subjek: tahun-tahun terakhir, pendidikan, sejarah kerja, dan pengalaman karir terakhir.

2. Apa yang Anda ketahui tentang kami?
Ketika pertanyaan ini dikeluarkan, anda diharapkan mampu mendiskusikan produk atau pelayanan, pendapatan, reputasi, pandangan masyarakat, trget, permasalahan, gaya managemen, orang-orang di dalamnya, sejarah, dan filosofi perusahaan. Berikan jawaban yang memberitahu pewawancara bahwa Anda meluangkan waktu mencari tahu tentang perusahaan tersebut, namun jangan beraksi seperti Anda tahu segalanya tentang perusahaan tersebut, tunjukan keinginan mempelajari lebih banyak tentang perusahaan tersebut, dan jangan memberikan jawaban negatif seperti “Saya tahu perusahaan anda mengalami problema-problema, itu alasan saya disini”. Tekankan keunggulan perusahaan dan minat Anda terhadap hal tersebut.

3. Apa yang dapat Anda berikan pada kami (yang orang lain tidak bisa beri)?
Sebutkan prestasi-prestasi dan jenjang karir yang Anda telah capai. Sebutkan kemampuan dan hal-hal yang menarik perhatian Anda, gabungkan dengan sejarah Anda mencapai hal-hal itu. Sebutkan kemampuan Anda menentukan prioritas, mengidentifikasi masalah, dan

4. Apa yang paling menarik menurut Anda dari pekerjaan ini? Dan apa yang paling tidak menarik?
Sebutkan tiga sampai empat faktor menarik dari pekerjaan yang anda hendak ambil dan satu hal kecil sebagai faktor yang kurang menarik.

5. Mengapa kami harus merekrut Anda?
Pertanyaan ini saam seperti pertanyaan nomor empat, sebutkan saja kemampuan-kemampuan Anda yang mampu mendukung perusahaan tersebut.

6. Apa yang Anda cari di dalam sebuah pekerjaan?
Berikan jawaban yang berkisar pada oportunitas di dalam organisasi. Beritahukan pewawancara kalau Anda ingin memberikan kontribusi dan dikenali. Hindari jawaban yang mempersoalkan kestabilan keuangan pribadi.

7. Menurut Anda, apa definisi dari posisi yang Anda inginkan?
Berikan jawaban yang singkat dan berkisar tentang tugas dan kewajiban. Pastikan Anda mengerti posisi tersebut sebelum Anda hendak menjawab.

8. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memberikan kontribusi berarti bagi kami?
Beri jawaban yang realistik. Beritahukan pewawancara bahwa walaupun Anda akan berusaha mengatasi segala harapan dan tantangan dari hari pertama, Anda membutuhkan sekitar enam bulan untuk benar-benar mengerti organisasi perusahaan dan kebutuhannya.

9. Berapa lama Anda akan bersama kami?
Beritahukan pewawancara bahwa Anda tertarik berkarir bersama perusahaan tersebut namun Anda ingin tetap tertantang untuk mencapai target bersama.

10. Dari resume Anda, kami rasa Anda terlalu berpengalaman untuk posisi ini. Bagaimana pendapat Anda?
Ini pertanyaan jebakan. Anda diharapkan untuk tetap rendah hati namun percaya diri dengan kemampuan Anda. Cara terbaik menanganinya adalah menjawab bahwa Anda butuh mengenal perusahaan lebih jauh sebelum dapat dengan efisien bekerja di tingkat yang lebih tinggi.

11. Kenapa Anda meninggalkan pekerjaan Anda yang sebelumnya?
Anda sebaiknya menjawab pertanyaan ini dengan jujur namun singkat dan jelas termasuk jika hal tersebut karena Anda dipecat. Namun yang perlu diperhatikan, Anda sebaiknya jangan menyebutkan konflik pribadi. Perlu Anda perhitungkan bahwa pewawancara mungkin akan bertanya banyak soal masalah ini, jangan sampai Anda terbawa emosi.

12. Apa yang Anda rasakan ketika harus meninggalkan pekerjaan Anda?
Beritahu pewawancara bahwa Anda merasa khawatir namun jangan terkesan panik. Katakan bahwa Anda siap menerima segala resiko demi mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Anda. Jangan menunjukan bahwa Anda lebih mementingkan kestabilan keuangan.

13. Pada pekerjaan Anda sebelumnya, apa yang berkenan dengan Anda? Dan apa yang tidak berkenan?
Berhati-hatilah dalam menjawab pertanyaan ini dan kemukakan hal-hal positif. Deskripsikan lebih banyak hal yang Anda sukai daripada yang Anda tidak sukai. Jangan menyebutkan masalah pribadi. Jika Anda membuat pekerjaan sebelumnya terkesan buruk, pewawancara akan bertanya-tanya mengapa Anda berada disana. Hal ini jelas mengurangi profesionalisme Anda.

14. Apa pendapat Anda tentang bos Anda sebelumnya?
Ini juga pertanyaan yang harus Anda jawab dengan hati-hati. Sebisa mungkin jawablah pertanyaan ini dengan positif karena calon bos Anda akan merasa Anda akan membicarakan hal-hal buruk tentang dia seperti apa yang telah Anda lakukan terhadap bos yang terdahulu.

15. Mengapa Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di usia Anda?
Lagi-lagi ini bisa menjadi pertanyaan jebakan. Beritahukan pewawancara bahwa inilah alasan Anda mencari lowongan pekerjaan di perusahaan tersebut. Jangan bersikap defensif.

16. Berapa gaji yang Anda minta?
Ini pertanyaan yang mengiurkan, namun pastikan Anda menyebutkan angka kisaran yang Anda yakin merupakan gaji yang pantas atau bertanya pada pewawancara berapa kisaran pada pekerjaan sejenis. Jika Anda diberi pertanyaan ini dari awal wawancara, sebaiknya Anda mengelaknya dengan mengatakan Anda ingin tahu seberapa banyak tanggung jawab yang akan Anda pegang di perusahaan tersebut. Tekankan bahwa Anda lebih mementingkan pekerjaannya namun jangan menjual standar Anda.

17. Apa target jangka panjang Anda?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda lagi-lagi diharuskan meneliti perusahaan tersebut dan mengetahui rencana dan/atau target mereka lalu memberikan jawaban yang singkron dengan milik perusahaan.

18. Seberapa sukses yang Anda rasa telah capai?
Berikan jawaban yang positif dan percaya diri, namun jangan memberikan jawaban yang berlebih. Jangan membuat pewawancara merasa Anda seorang yang suka membesar-besarkan sesuatu.

Pertanyaan tentang karakter dan sifat bisa jadi merupakan yang paling subyektif dari semua jenis pertanyaan yg ada. Gawatnya, hal ini kadang bisa terpengaruh banget oleh mood (dan siklus hormonal juga). Dan menariknya, mood dan kondisi produktif kita juga bisa dipengaruhi oleh waktu. Maksudnya, Anda ngerasa ngga klo Anda merasa paling produktif pada waktu2 tertentu dalam satu hari, atau waktu2 tertentu dalam satu minggunya. Bagi banyak orang, hari senin adalah hari yg kurang mbikin semangat. Entah karena kecapekan akibat lelah beristirahat pada sabtu minggunya atau benar2 karena males.

Apapun deh, menghadapi pertanyaan tentang karakter dan sifat tidaklah menjadi begitu mudahnya mentang2 kita sudah tau banyak tentang teori kepribadian plus.

Baik, mari kita mulai:

1. Menurut Anda sendiri… apakah Anda ini pintar?

(ingat, ada beda antara rendah hati dan rendah diri. Dan ini bukanlah waktu untuk menjadi sempurna pada keduanya.)

Iya. Dalam artian bahwa kepintaran di sini bukan sekedar diukur dari hasil tes IQ. Saya pikir kepintaran seseorang akan benar2 tampak ketika seseorang menghadapi beragam situasi dan berinteraksi dengan banyak orang. Dan dari aspek itulah saya merasa miliki keunggulan. Saya memiliki rasa percaya diri yg besar pada kemampuan saya untuk bekerja dengan orang lain, menyelesaikan permasalahan bisnis, dan juga membuat keputusan yg terkait urusan kerja. Tentu saja masih ada banyak hal yang saya belum tahu, tapi saya optimis bahwa saya bisa mempelajarinya. Sehingga saya lalu juga mengartikan kepintaran sebagai kemampuan yg baik untuk mengajukan pertanyaan pintar, mendengarkan dengan seksama, dan menyadari tak ada orang yg tahu tentang segalanya.

2. Apakah Anda merasa bosan bila harus melakukan pekerjaan yg sama berulang-ulang?

Tidak juga. Bila pekerjaan itu memang sudah menjadi tugas saya, maka saya tidak akan merasa bosan karena itu memang tanggung jawab saya untuk merampungkannya dengan kemampuan terbaik. Menurut saya, pekerjaan itu tidaklah harus punya sifat menghibur, yg penting saya telah meyakini bahwa itu adalah harga yg harus dibayar untuk meraih kesuksesan yg lebih tinggi.

Saya berpendapat bahwa bila ada seseorang yang mudah bosan dengan repetisi, maka dia bisa jadi akan mengalami masalah yg cukup serius nantinya. Karena terkadang kita harus mengesampingkan kesukaan kita dan berfokus pada melakukan apa2 yang memang harus dilakukan – meskipun itu bukanlah suatu hal yg baru.

Saya pikir sampai saat ini saya sudah terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas saya sehingga sampai2 tidak sempat untuk merasa bosan

3. Anda lebih menyukai kerja dalam tim atau sendirian?

Bekerja dalam tim adalah salah satu elemen terpenting dalam sukses karir dan juga hidup. Sepengetahuan saya, bila seseorang tidak bisa bekerja dengan baik dalam tim, maka dia pun biasanya juga akan susah untuk bekerja dan berkomunikasi secara produktif dalam hubungan orang per orang.

Meskipun kerja tim amatlah penting, namun saya tetap mampu produktif dalam bekerja sendirian. Terkadang tekanannya memang terasa lebih berat, tapi saya sudah terbiasa untuk menganggapnya sebagai tantangan. Terkait manakah yg saya pilih; apakah bekerja dalam tim atau sendiri, maka itu tergantung pd manakah cara yg terbaik untuk merampungkan pekerjaan. Atas pilihan mana pun, saya masih bisa bekerja sama kerasnya dan dgn inisiatif penuh.

4. Apakah Anda suka bekerja dengan “benda”; apapun bentuknya?

(bila memang iya, apalagi pekerjaannya memang membutuhkan kompetensi teknis)

Ya, sedari dulu saya memang punya bakat dan kecepatan dalam mempelajari kemampuan teknis. Saya suka sekali bekerja dengan mesin dan gadget. Ketertarikan saya itu membuat saya bisa mengoperasikan banyak perangkat. Meskipun begitu saya juga punya kemampuan untuk mengkonseptualisasi sebuah penugasan dan lalu menerjemahkan konsep itu ke dalam bentuk konkrit implementasi di lapangan (baca: artinya klo Bapak ngasih saya perintah, bapak ndak perlu tahu tentang cara pengoperasian perangkat/mesin/gadget untuk memfasilitasi perintah itu. Cukup katakan saja perintahnya, ntar saya bisa kok mendayagunakan semua perangkat/mesin itu untuk memfasilitasi keinginan bapak.)

5. Apakah Anda suka bekerja dengan angka?

(bila memang iya, or bila pekerjaannya membutuhkan kemampuan analitis dan matematis)

Tentu saja. Itu memang yang menjadi dasar untuk pekerjaan ini. Saya punya bakat yg kuat dlm mengurusi angka saya mampu menangani sisi hitung2an dari bisnis. Pencatatan dan pembukuan yg akurat memang bagian manajemen yg penting dan bisa membantu dalam menunjukkan wilayah2 yg bisa dikembangkan. Dan di bagian situlah saya memiliki bakat dan kemampuan.

6. Apakah Anda suka bekerja dengan orang?

(bila memang iya, atau situasi yang diharapkan memang adalah kerja tim)

Iya, sangat. Bila kita bermaksud untuk memenuhi target dan menindaklanjuti rencana pertumbuhan yang telah dicanangkan, maka kita memang harus mengatur dan mengkoordinasi kerja dari banyak orang. Saya percaya dengan kekuatan sinergi dalam kerja tim, di mana daya kreativitas yang muncul di sana akan lebih besar ketimbang yang bisa dimunculkan oleh orang per orang secara sendiri-sendiri.

(tapi bila tidak, atau bila pekerjaannya menuntut Anda untuk bisa kerja sendirian)

Saya selalu bisa bekerja dengan orang lain, tapi saya tak punya kesulitan untuk bekerja sendirian. Saya punya kemampuan inisiatif yang besar. Saya juga bisa membuat target-target secara mandiri, atau menjalani target yang ditugaskan dan merampungkannya.

7. Apakah Anda betah menangani hal-hal detail?

Iya, saya kira begitu. Saya bersedia melakukan apa-apa yang ditugaskan kepada saya. Bila ketelitian ekstra pada detail adalah salah satu prasyarat di dalamnya, maka saya pun akan melakukannya. Saya percaya bahwa sukses dan percepatan karir adalah hasil langsung dari terlaksanya tugas dengan baik, termasuk di dalamnya adalah ketelitian pada hal-hal yang detail.

8. Apakah Anda punya jiwa kompetitif?

Iya, saya punya itu. Menurut saya, sifat kompetitif itu diperlukan agar bisa sukses di lingkungan korporat. Namun dengan sifat kompetitif ini bukan berarti berkompetisi secara ganas dengan rekan kerja untuk mendapatkan pengakuan, kenaikan gaji, atau promosi. Bila saya bekerja dengan baik dan selalu memberikan upaya terbaik, saya yakin imbalannya pasti akan datang.

Yang penting, kompetisi terbesar adalah dengan diri saya sendiri. Maksudnya, saya selalu berusah memecahkan rekor pribadi saya sendiri – untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih cepat dari yang sudah pernah saya lakukan.

9. Apa yang Anda lakukan bila Anda punya cara pandang yang berbeda dengan atasan?

Yang jelas saya bukan seorang yes-man. Tapi meskipun begitu, saya cukup berhati-hati dengan bagaimana saya mengekspresikan pendapat. Saya tidak akan seenaknya menyatakan ketidaksepakatan saya atas pimpinan di depan banyak orang. Karena saya tahu rata-rata orang tidak suka dicela di depan umum. Selama rapat berlangsung, saya biasanya membuat mencatat dengan baik, lalu memberikannya kepada orang lain secara rahasia. Saya percaya kita bisa menunjukkan ketidaksepakatan dengan tanpa menunjukkan sikap pertentangan. Yang penting kan bukan ketidaksepakatan kita itu, namun adalah agar pendapat kita didengar dan dihargai. Dan saya tahu betul bahwa cara kita menyampaikan sesuatu akan menentukan apakah pendapat kita akan didengarkan atau tidak.

six sense


memiliki kelebihan untuk tahu hal-hal yang tak ingin kita tahu itu memang sangat tidak mengenakkan, semoga aku senantiasa biasa berhusnudzon pada setiap orang..!!

I'am just the way I'am


.....Memang, seharusnya aku bisa bersikap dewasa dan menerima keadaan dengan segala konsekuensi atas keputusan yang telah ku buat. karena memang sejak awal aku bilang Aku Siap..!! itu berarti memang seharusnya aku siap,, but, I am just a human..!! naif memang, tapi apa boleh buat, nyatanya aku begini, disisi lain aku menerima kehadiranmu sebagai bingkisan manis yang telah lama ku nanti-nanti dalam kehidupanku, tapi dilain sisi reaksi hatiku tak bisa menerimamu dengan apa yang telah terjadi padamu dan masa lalumu. okelah aku memang terlihat cengeng, tapi aku akan tetap berjiwa besar dan bertahan dengan keputusanku beserta konsekuensi yang akan kuterima, I AM OKAY,, I will always love you because " I LOVE YOU JUST THE WAY YOU ARE" and I LOVE ME JUST THE WAY I'AM, dan mungkin itulah jawabannya, jawaban dari SANG TAKDIR..!!

"system restore" (I NEED IT..!!!!!)


Andai saja hidup ini seperti sebuah sistem komputer, akan ku cari dimana tombol "RESTORE" itu berada, dan akan kuperbaiki setiap kesalahan yang telah kuperbuat bahkan hingga hal yang paling terkecil, Andai saja..??

Selasa, 25 Oktober 2011

KELUARGA IMPIAN (Aku & Kamu)





























Sumber :id.kawanimut.com

Kisah Pohon Apel


Ada sebuah pohon apel yang besar. Seorang anak laki-laki senang bermain-main di pohon itu. Ia bermain setiap hari, memanjat pohon itu, memetik buah apelnya, dan tidur di bawah pohon itu. Ia menyukai pohon itu, dan sang pohon juga senang bermain dengannya.
Waktu berlalu. Anak lelaki itu tumbuh besar dan tak lagi bermain di pohon itu. Suatu hari, ia mendatangi pohon itu dengan wajah murung. "Ayo bermain bersamaku," kata sang pohon.
"Tidak. Aku bukan anak kecil lagi,” kata si anak. ”Aku tidak mau bermain bersamamu lagi. Aku ingin beli mainan saja. Tapi aku tak punya uang.”

"Maaf, aku tak bisa memberimu uang. Tapi kamu bisa memetik buah apel-apelku dan menjualnya supaya bisa dapat uang,” kata sang pohon.

Anak lelaki itu gembira dan memeluk pohon apel itu, lalu pergi dengan riang. Sang pohon merasa sedih karena setelah memetik apel-apelnya, anak lelaki itu tak pernah datang lagi.

Suatu hari, anak lelaki itu kembali. Dia sudah tumbuh dewasa. Sang pohon merasa gembira. ”Ayo bermain denganku,” katanya. Anak lelaki itu menggelengkan kepala.
"Tidak. Aku tak punya waktu untuk bermain-main. Aku harus kerja untuk membiayai keluargaku. Kami butuh rumah buat tinggal. Kau bisa menolongku?”

"Maaf, aku tidak punya rumah. Tapi kamu bisa memotong cabang-cabang pohonku untuk membangun rumahmu.”

Anak lelaki itu segera menebang cabang-cabang pohon itu dengan gembira, kemudiania pergi dan tak datang lagi. Sang pohon merasa sedih, sendirian dan kesepian.

Suatu hari, anak lelaki itu datang lagi. Sang pohon merasa gembira. “Ayo bermain denganku,” katanya. Anak lelaki itu berkata, "Tidak. Aku sudah tua. Aku ingin pergi berlayar untuk menangkan diriku. Bisakah kau memberiku perahu?”

"Pakailah ranting-rantingku untuk membuat perahu. Kamu bisa berlayar jauh dan menenangkan diri.”

Anak lelaki itu pun menebang ranting-ranting pohon untuk membuat perahu. Ia pergi berlayar jauh dan lama tidak kembali.

Akhirnya, suatu hari anak lelaki itu kembali setelah bertahun-tahun perg. Sang pohon berkata dengan sedih, “Maafkan aku, aku tak punya apapun lagi yang bisa kuberikan untukmu. Tak ada lagi buah apel untuk dimakan. Tak ada ranting untuk dipanjat. Aku sungguh tak punya apapun. Satu-satunya yang tersisa cuma akar-akarku yang sudah tua,” kata sang pohon dengan berlinang air mata.

"Aku tak butuh apapun,” jawab si anak. ”Aku hanya butuh tempat istirahat. Aku sudah tua dan lelah sekali belakangan ini.”

"Bagus! Akar-akar tua adalah tempat terbaik untuk istirahat. Duduklah dan tidurlah di sini.”

Anak lelaki itu pun duduk dan tidur di akar pohon itu. Sang pohon tersenyum sambil meniitikkan air mata. Meskipun sudah begitu lama si anak tidak mau bermain dengannya lagi, dan hanya datang untuk pergi, namun di masa tuanya, ia masih bisa memberi.

Kalau direnungkan, cerita ini adalah cerita tentang kita semua. Sang pohon apel adalah orang tua kita.

Ya. Ketika masih kecil, kita senang bermain dengan kedua orangtua. Saat tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan kembali hanya bila kita sedang butuh atau menghadapi masalah. Namun apapun yang terjadi, orang tua kita akan selalu ada, siap memberi apapun yang mereka miliki untuk membuat kita bahagia. Mungkin Anda berpikir, betapa kejamnya si anak lelaki dalam cerita ini, tapi begitulah cara kita semua memperlakukan kedua orang tua kita, bukan?


Sumber

by GeleMbunG IkaN BelO at 2:08 pm

Sabtu, 22 Oktober 2011

“Leaf, How Much Love in Your Heart….???”


Kulihat dari kejauhan ada gumpalan angin yang menerjang sebuah pohon yang tak lagi hijau daun-daunnya. Kering, semua yang ada di sana kering. Hujan lama tak menyapa hamparan tanah itu. Dan benar banyak daun yang melayang terbang terbawa angin. Pohon itu di tinggalkan.

Namun, lihat masih ada satu daun yang melekat erat diantara rapuhnya ranting pohon itu. Memang ia tak lagi segar, ujung daun itu pun terlihat mulai menguning kecoklatan, tapi kenapa ia tak terbawa angin seperti daun lainya? Tak cukup kuatkah angin meniupkan hembusnya hingga ada satu helai yang tertinggal?

Lalu angin itu kembali, melayang terbang diantara pohon yang sesaat tadi ia lewati. Penuh heran ia bertanya pada daun itu,

“apa yang membuatmu melekat erat pada ranting kering itu?”

“kamu angin, mana paham dengan gunaku untuk pohon ini” jawab daun.

“ya, karena tak paham itulah aku bertannya padamu”

“aku malas menjelaskanya padamu, namun jika engkau sangat ingin tahu, baiklah aku jelaskan. Aku tetap disini karena aku menyayangi pohon ini”

“sayang? Hahaha, Apa yang bisa di sayang dari bongkahan kayu yang kian rapuh ini?”

“aku menyayanginya karena aku pernah ia beri kesempatan untuk hidup disalah satu rantingnya”

Keadaan sesaat hening lalu angin kembali bertanya kepada daun;

“apa hanya tentang itu?” tanya angin.

“tentu saja bukan dan tak sesederhana itu.. pohon ini telah memberiku banyak hal, semua yang ia dapatkan dari tanah ia beri pula kepadaku.. itu memberiku kehidupan.. dan itu pulalah yang membuatku amat mencintainya….” jawab daun.

“ah kamu, terlalu sentimentil.. bukankah yang ia beri padamu hanyalah bagian kecil yang ia dapatkan dari bumi.. selebihnya ia gunakan untuk menggemukan badannya itu?”

“iya, aku tahu itu.. tapi apakah engkau mengerti jika pohon tak pernah meninggalkan daun??, yang ada hanyalah daun yang meninggalkan pohon, terlebih lagi mereka yang terlalu cepat terpesona dengan belai lembutmu angin”

“hahaha, jangan salahkan aku dong, mereka pergi karena mereka tak yakin jika pohon ini akan memberi mereka kesempatan hidup yang lama, maka mereka memilih terbang bersamaku”.

Daun terdiam, dari wajahnya tergambar sesuatu yang menurutnya sangat serius dan penting..

“angin, apakah semua hal diukur dengan seberapa manfaatnya sesuatu untuk kita?” tanya daun.

Angin tertegun sesaat, lalu ia berkata..”rasanya tidak, ada kalanya kita akan bertindak kurang rasional untuk sesuatu yang kita sayangi.. tapi bukankah dalam ketidakrasionalannya itu rasa sayang terlihat seperti hal aneh yang indah?”

Daun tersenyum mendengar apa yang angin ucap, lalu ia pun berkata “itulah yang membuatku ada disini, menemani yang tercinta sampai ia kembali pulih”.

“apa maksudmu?” tanya angin.

“jika aku pergi maka pohon ini pasti akan mati, karena aku hal terakhir yang bisa melengkapi proses kehidupannya”.

Angin terlihat bingung, lalu ia berkata..”coba lebih jelas lagi..?”

“aku membantu pohon untuk melengkapi sebuah proses yang disebut FOTOSINTESIS.. aku berguna untuk menangkap sinar Matahari dan juga Carbon Dioksida yang akan digunakan untuk mengolah apa yang akar kirim dari tanah.. lalu dari semua itu lahirlah makanan yang bisa pohon gunakan untuk membuatnya bertahan dan hidup”.

“oh begitu ya… tapi apakah kamu tidak takut jika pohon ini telah kembali segar dan banyak daun baru yang tumbuh, maka kamu tak lagi ia butuhkan?”

Daun kembali tersenyum, lalu ia berkata “itu terserah pohon, jika pun aku tak lagi ia butuhkan setidaknya aku pernah membalas kasih yang pernah ia beri untukku, dan aku bahagia pernah melakukan hal penting untuk yang kusayang.. seperti yang engkau katakan sebelumnya jika cinta kadang terlihat indah dalam ketidakrasionalanya”

“hahahaha.. iya”

Suasana kembali sunyi, awan dilangit bergerak pelan.. lalu angin berkata kembali kepada daun..

“daun, jika akhirnya kamu terlepas dari pohon ini maukah engkau kupeluk?” tanya angin.

“engkau peluk, maksudnya?”

“hehehehe, maksudnya aku meminta ijin kepadamu untuk menjadi sepasang sayap bagimu dan mengajakmu terbang ke atas awan2 itu”

Daun terdiam sesaat, lalu bertanya “untuk apa engkau menawari diri untuk menjadi sayap untukku?”

“karena aku ingin merasakan betapa beruntungnya memilikimu, karena menurutku tempatmu bukan disini, tapi di hampar taman Surga.. siapa tahu aku bisa membawamu terbang sampai kesana..hahahaha”

“hehehe, rayuanmu gombal sekali.. pantas saja banyak daun yang terpesona padamu”

“hehe, itu masalah bakat saja.. jadi enggankah engkau dengan apa yang aku minta?”

“baiklah.. walau sebenarnya aku lebih suka tetap berada disini, di dekatnya walau tak lagi menjadi bagian dari pohon” jawab daun sambil tersenyum.

“cintamu memang bukan cinta biasa kepada pohon ya?” ucap angin sekali lagi

“hehehehe.. entahlah”

Angin hanya tersenyum, namun ia sangat senang setelah apa yang ia tawarkan daun terima.. lalu angin berhembus mendekati pohon, kemudian berbisik pelan kepada pohon..

“jaga ia dengan baik, kalau bisa jangan pernah melepaskan ia dari rantingmu.. karena jika ia engkau lepaskan, takan kubiarkan engkau memilikinya kembali, sekalipun engkau cabut akarmu untuk mengejarku”.

“hey, apa yang engkau katakan kepada pohon?” tanya daun.

“ah tidak, hanya berhembus saja, ya anggaplah sapa mesra dariku.. hehehehe” jawab angin.

Setelah itu angin mengucap permisi kepada pohon dan sehelai daun itu, karena ia akan terbang kembali dan menerebos pohon-pohon lainnya. Sebelum benar pergi angin berkata kepada daun sekali lagi..

“aku akan kembali untuk menjemputmu”

Angin terbang menjauh, akankah suatu saat ia kembali untuk membawa terbang daun itu..? tak ada yang tahu……………….

-the end- or –to be continued-????

sumber : fiksiana