Sabtu, 22 Oktober 2011

“Leaf, How Much Love in Your Heart….???”


Kulihat dari kejauhan ada gumpalan angin yang menerjang sebuah pohon yang tak lagi hijau daun-daunnya. Kering, semua yang ada di sana kering. Hujan lama tak menyapa hamparan tanah itu. Dan benar banyak daun yang melayang terbang terbawa angin. Pohon itu di tinggalkan.

Namun, lihat masih ada satu daun yang melekat erat diantara rapuhnya ranting pohon itu. Memang ia tak lagi segar, ujung daun itu pun terlihat mulai menguning kecoklatan, tapi kenapa ia tak terbawa angin seperti daun lainya? Tak cukup kuatkah angin meniupkan hembusnya hingga ada satu helai yang tertinggal?

Lalu angin itu kembali, melayang terbang diantara pohon yang sesaat tadi ia lewati. Penuh heran ia bertanya pada daun itu,

“apa yang membuatmu melekat erat pada ranting kering itu?”

“kamu angin, mana paham dengan gunaku untuk pohon ini” jawab daun.

“ya, karena tak paham itulah aku bertannya padamu”

“aku malas menjelaskanya padamu, namun jika engkau sangat ingin tahu, baiklah aku jelaskan. Aku tetap disini karena aku menyayangi pohon ini”

“sayang? Hahaha, Apa yang bisa di sayang dari bongkahan kayu yang kian rapuh ini?”

“aku menyayanginya karena aku pernah ia beri kesempatan untuk hidup disalah satu rantingnya”

Keadaan sesaat hening lalu angin kembali bertanya kepada daun;

“apa hanya tentang itu?” tanya angin.

“tentu saja bukan dan tak sesederhana itu.. pohon ini telah memberiku banyak hal, semua yang ia dapatkan dari tanah ia beri pula kepadaku.. itu memberiku kehidupan.. dan itu pulalah yang membuatku amat mencintainya….” jawab daun.

“ah kamu, terlalu sentimentil.. bukankah yang ia beri padamu hanyalah bagian kecil yang ia dapatkan dari bumi.. selebihnya ia gunakan untuk menggemukan badannya itu?”

“iya, aku tahu itu.. tapi apakah engkau mengerti jika pohon tak pernah meninggalkan daun??, yang ada hanyalah daun yang meninggalkan pohon, terlebih lagi mereka yang terlalu cepat terpesona dengan belai lembutmu angin”

“hahaha, jangan salahkan aku dong, mereka pergi karena mereka tak yakin jika pohon ini akan memberi mereka kesempatan hidup yang lama, maka mereka memilih terbang bersamaku”.

Daun terdiam, dari wajahnya tergambar sesuatu yang menurutnya sangat serius dan penting..

“angin, apakah semua hal diukur dengan seberapa manfaatnya sesuatu untuk kita?” tanya daun.

Angin tertegun sesaat, lalu ia berkata..”rasanya tidak, ada kalanya kita akan bertindak kurang rasional untuk sesuatu yang kita sayangi.. tapi bukankah dalam ketidakrasionalannya itu rasa sayang terlihat seperti hal aneh yang indah?”

Daun tersenyum mendengar apa yang angin ucap, lalu ia pun berkata “itulah yang membuatku ada disini, menemani yang tercinta sampai ia kembali pulih”.

“apa maksudmu?” tanya angin.

“jika aku pergi maka pohon ini pasti akan mati, karena aku hal terakhir yang bisa melengkapi proses kehidupannya”.

Angin terlihat bingung, lalu ia berkata..”coba lebih jelas lagi..?”

“aku membantu pohon untuk melengkapi sebuah proses yang disebut FOTOSINTESIS.. aku berguna untuk menangkap sinar Matahari dan juga Carbon Dioksida yang akan digunakan untuk mengolah apa yang akar kirim dari tanah.. lalu dari semua itu lahirlah makanan yang bisa pohon gunakan untuk membuatnya bertahan dan hidup”.

“oh begitu ya… tapi apakah kamu tidak takut jika pohon ini telah kembali segar dan banyak daun baru yang tumbuh, maka kamu tak lagi ia butuhkan?”

Daun kembali tersenyum, lalu ia berkata “itu terserah pohon, jika pun aku tak lagi ia butuhkan setidaknya aku pernah membalas kasih yang pernah ia beri untukku, dan aku bahagia pernah melakukan hal penting untuk yang kusayang.. seperti yang engkau katakan sebelumnya jika cinta kadang terlihat indah dalam ketidakrasionalanya”

“hahahaha.. iya”

Suasana kembali sunyi, awan dilangit bergerak pelan.. lalu angin berkata kembali kepada daun..

“daun, jika akhirnya kamu terlepas dari pohon ini maukah engkau kupeluk?” tanya angin.

“engkau peluk, maksudnya?”

“hehehehe, maksudnya aku meminta ijin kepadamu untuk menjadi sepasang sayap bagimu dan mengajakmu terbang ke atas awan2 itu”

Daun terdiam sesaat, lalu bertanya “untuk apa engkau menawari diri untuk menjadi sayap untukku?”

“karena aku ingin merasakan betapa beruntungnya memilikimu, karena menurutku tempatmu bukan disini, tapi di hampar taman Surga.. siapa tahu aku bisa membawamu terbang sampai kesana..hahahaha”

“hehehe, rayuanmu gombal sekali.. pantas saja banyak daun yang terpesona padamu”

“hehe, itu masalah bakat saja.. jadi enggankah engkau dengan apa yang aku minta?”

“baiklah.. walau sebenarnya aku lebih suka tetap berada disini, di dekatnya walau tak lagi menjadi bagian dari pohon” jawab daun sambil tersenyum.

“cintamu memang bukan cinta biasa kepada pohon ya?” ucap angin sekali lagi

“hehehehe.. entahlah”

Angin hanya tersenyum, namun ia sangat senang setelah apa yang ia tawarkan daun terima.. lalu angin berhembus mendekati pohon, kemudian berbisik pelan kepada pohon..

“jaga ia dengan baik, kalau bisa jangan pernah melepaskan ia dari rantingmu.. karena jika ia engkau lepaskan, takan kubiarkan engkau memilikinya kembali, sekalipun engkau cabut akarmu untuk mengejarku”.

“hey, apa yang engkau katakan kepada pohon?” tanya daun.

“ah tidak, hanya berhembus saja, ya anggaplah sapa mesra dariku.. hehehehe” jawab angin.

Setelah itu angin mengucap permisi kepada pohon dan sehelai daun itu, karena ia akan terbang kembali dan menerebos pohon-pohon lainnya. Sebelum benar pergi angin berkata kepada daun sekali lagi..

“aku akan kembali untuk menjemputmu”

Angin terbang menjauh, akankah suatu saat ia kembali untuk membawa terbang daun itu..? tak ada yang tahu……………….

-the end- or –to be continued-????

sumber : fiksiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar